BERBAGI

Bincang-bincang dengan Kepala Kampung Sanggaria, Arso I Terpilih Periode 2022-2027

Kampung Sanggaria, Arso I, Keerom merupakan wilayah pertama yang dihuni oleh warga transmigrasi, namun kemajuannya masih tertinggal dengan wilayah lainnya seperti Arso II. Bagaimana strategi dan kemampuan kepala kampung terpilih yang baru ini untuk mengelola sumber daya yang dimiliki kampung guna meningkatkan ekonomi warga di wilayah tersebut?

Yudhi Effendi Khantum-Keerom

Siang itu begitu panas hingga mampu membakar kulit, namun terlihat semangat warga Kampung Sanggaria, Arso I, Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom tetap semangat melakukan aktivitas mereka masing-masing. Hampir 20 menit mencari rumah Kepala Kampung Sanggaria terpilih periode 2022-2027, hingga bertemu dengan salah satu warga dan memberitahukan rumah kepala kampung.

Harian Wone yang mencoba mengetuk pintu rumah kepala kampung beberapa kali namun tidak ada tanggapan, akhirnya meninggalnya rumah tersebut. Tak patang arang, Harian Wone mencoba mencari sosok kepala kampung yang dikenal ramah itu ke adik kandungnya yang sering disapa Mas Woyo.

Keramahan telah terpancar ketika bertatap muka langsung dengannya. Tidak tunggu lama, nomor handphone kepala kampung langsung diberikan, setelah dihubungi, beliau mau diwawancarai tetapi masih berada di lahan atau kebun.

Maklum, warga Kampung Sanggaria maupun kampung-kampung lainnya di Kabupaten Keerom menggantungkan hidupnya dari petani palawija, peternak, sapi, ayam maupun lainnya.
Mas Woyo mengantarkan Harian Wone ke ladang milik keluarganya. Ladang yang ternyata terdapat kandang ayam yang berukuran cukup besar, namun sayang ayam-ayam potongnya baru saja beberapa hari lalu dipanen.

Sesampainya di ladang, sumringah terpancar dari wajah kepala kampung terpilih Kampung Sanggaria, Pujiono Aleng yang santai menggunakan kaos Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dengan celana panjang cokelat serta sepatu boots karet.
Pemandangan luar biasa terlihat betapa berbaktinya seorang anak kepada orang tuanya. Dengan jabatan kepala kampung, Pujiono Aleng tak membuatnya sombong. Pujiono Aleng sedang membantu kedua orang tuanya di ladang memetik buah tomat untuk kemudian dijual.

Sang ayah yang terlihat begitu ramah dengan senyum tipis-tipisnya kepada Harian Wone, membuat suasana siang itu begitu panas menjadi syahdu. Sang ibu yang lagi serius memilih-milih tomat menambah warna keharmonisan di antara mereka.
Pujiono Aleng mengatakan sebagai anak petani sudah sepantasnyalah membantu dan berbakti kepada orang tua.

“Setinggi apapun jabatan tetap kita harus tunduk kepada orang tua,” kata Pujiono yang ditemani sang ayah yang duduk tepat di sebelahnya, ingin mendengar kalimat-kalimat bermakna yang keluar dari Kepala Kampung Sanggaria itu, Senin (14/3).

Percakapan itu dilakukan tepat di bawah kandang ayam potong yang sudah habis dijual beberapa hari lalu sehingga tak ada lagi aktivitas ternak ayam di atasnya. Kandangnya pun terlihat bersih dan tak berbau. “Kandang sehabis panen ya kita bersihkan kotoran-kotorannya (sehingga) tidak menimbulkan bau,” ujarnya mengawali perbincangan di siang itu.

Pujiono melanjutkan ke depan pemuda Kampung Sanggaria bisa mandiri dalam mengelola sumber daya kampung seperti sarana olahraga yang ada saat ini. “Pertama harus dapat memancing semangat pemuda dari sepak bola, bola voli, bulu tangkis selama ini sudah berjalan tinggal dipertahankan saja,” harapnya.

Khusus untuk bidang ekonomi, Pujiono mengharapkan pemuda Kampung Sanggaria dapat memaksimalkan potensi peternakan dengan melihat sumber daya yang ada seperti lahan milik kampung seluas 10 Hektare.

“Kita akan dukung penuh kalau pemuda mau bergerak untuk meningkatkan ekonomi di bidang peternakan. Karena lahan kampung seluas 10 Hektare nganggur, kita buat terobosan untuk lahan tersebut dapat dimaksimalkan,” tandasnya.

Ia menegaskan akan berjuang sekuat tenaga untuk memperoleh sumber keuangan negara (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) melalui jalur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di tahun 2022.

“Kabar baiknya BUMDes dalam waktu dekat akan cair. Berkasnya sudah masuk dan telah disetujui kementerian (sehingga) kami berharap melalui alokasi dana ini kita bisa gunakan untuk meningkatkan ekonomi warga di sini,” paparnya.

Lahan seluas 10 Hektare milik Pemerintah Kampung Sanggaria, Arso I papar Pujiono, yang pernah direncanakan akan dibangun rumah sakit (RS) khusus Lansia, namun rencana itu tidak kunjung direalisasi.

“Pembangunan RS Lansia yang direncanakan tidak jadi dikerjakan karena banyak kepentingan politik di dalamnya,” mirisnya.
Pujiono berjanji ke depan di masa kepemimpinannya akan membuat Kampung Sanggaria terbaik dari segala sektor. “Saya akan buat Sanggaria menjadi ikonnya Keerom,” katanya tegas.
Pujiono menceritakan Arso I menjadi cikal bakal Kabupaten Keerom karena sewaktu masih menjadi Distrik Arso bagian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura warga transmigrasi pertama di wilayah ini sebelum adanya wilayah (lokasi) lainnya di Kabupaten Keerom.

“Arso I yang pertama dan belum ada Distrik Arso Timur, Arso Barat, Manem dan belum ada Kabupaten Keerom. Dulu kan hanya Arso saja dan menjadi cikal bakal Keerom,” ujarnya Pujiono yang termasuk warga transmigrasi itu.

Wilayah Arso I ujar Pujiono, yang pertama akan tetapi pembangunan yang signifikat tidak begitu nampak dengan baik.
“Ini menjadi tanda tanya besar bagi saya kenapa Arso I tidak maju-maju dari dulu dibandingkan dengan Arso II,” bilang kepala kampung terpilih itu.

Kesalahan ini menurutnya terdapat di mana, apakah dari kepala kampung sebelumnya yang kurang koordinasi (lobi) ke tingkat atas atau di mana. “Saya pikir kesalahan ini letaknya di mana apakah kepala kampung yang kurang jelih, kurang berjuang, kurang kerja keras, kurang lobi atau ada di mana (sehingga) tidak ada pembangunan infrastruktur yang nampak,” katanya terheran-heran.

“Bayangkan pasar saja tidak ada, lapangan saja mati. Kalau kampung maju itu harus lapangannya maju karena kegiatan secara umum itu terfokus di lapangan,” sambungnya.
Dengan keterbatasan yang dimiliki tutur Pujiono, akan berjuang sekuat tenaga untuk kemajuan Kampung Sanggaria. “Supaya namanya muncul ke permukaan dan menjadi barometer kampung terbaik di Keerom,” harapnya.

Lapangan, tempat wisata dan pasar kata Pujiono akan menjadi prioritas lain untuk disediakan di Kampung Sanggaria. “Itu janji yang akan saya wujudkan di kampung ini,” pungkasnya.(*)