
JAYAPURA – Dana Beasiswa mahasiswa Papua, yang tengah menjalani studi di luar negeri sudah dicairkan oleh Biro Otsus Setda Papua per 31 Desember 2018. Namun belum bisa langsung ditransfer, karena libur akhir tahun.
Demikian diutarakan Ketua Komisi III DPRP Carolus Bolly melalui WA kepada wartawan di Jayapura, Minggu (6/1).
Bolly mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kepala BPKAD Provinsi Papua Muhammad Ridwan Rumasukun, terkait pencairan dana beasiswa mahasiswa Papua di luar negeri.
“Nanti Senin (kemarin-red) baru akan proses. Clearing dulu ke salah satu Bank Devisa oleh Biro Otsus Setda Provinsi Papua, agar dapat ditransfer kepada anak-anak kita yang ada di luar negeri,” ujarnya.
Karenanya, jelas Bolly, pihaknya menghimbau kepada anak-anak Papua yang sementara penempuh pendidikan di luar negeri, agar bersabar sampai dana masuk untuk membayar semester maupun uang saku mereka.
Sebelumnya, Yves Papare orangtua atau ayah kandung dari Yvette Helene Papare, bersama 6 mahasiswa Papua yang tengah studi George Mason University di Virginia USA melalui Medsos menyampaikan surat terbuka kepada Ketua DPRP Yunus Wonda dengan tembusan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C, bahwa tujuh mahasiswa asal Papua, yang tengah menempuh studi di George Mason University di Virginia USA mengalamai kesulitan biaya studi. Masing-masing Yvette Helene Papare, Lucia Deda, Kezia Nunaki, Ade Olua, Evelien Hamadi, Julio Kbarek dan Prishella Pandori.
Yves menjelaskan, ketujuh mahasiswa ini sejak tahun 2015 dikirim dan didanai (beasiswa) oleh Pemprov Papua untuk studi ke Amerika Serikat.
Ia mengutarakan, saat ini Yvette dan rekan-rekannya sedang diperhadapkan dengan masalah serius menyangkut belum dibayarnya uang kuliah mereka (tuition) untuk semester baru 2019 oleh Pemda Papua ke pihak George Mason University di Virginia sampai detik ini, termasuk uang tempat tinggal untuk semester baru, uang asuransi kesehatan akhir 2018 dan awal 2019, dan uang saku yang belum mereka terima sejak Oktober 2018.
Dikatakannya, permasalahan yang sedang mereka hadapi ini sangat serius, dan ini dapat berakibat fatal bagi mereka karena jika hal ini tak diselesaikan/dibayar hingga Minggu kedua Januari 2019 maka mereka terancam dideportasi oleh pemerintah Amerika Serikat.
Sementara itu, Kepala Bagian Peningkatan Daya Saing SDM Papua, Biro Otsus Setda Papua Anthony Mirin, S.Sos menjelaskan, posisi penerimaan DPA untuk tahun anggaran baru pada bulan Maret. Sedangkan inovoice yang ditagihkan sudah termasuk Januari- Maret atau April 2019 biaya semester spring.
“Mau tak mau harus dibayar pada awal tahun. Sedangkan tahun anggaran 2019 untuk Januari-Maret belum tersedia sebelum terima DPA 2019. Sedangkan untuk mahasiswa sekarang living costatau uang saku mereka sudah dikirim sampai Desember 2018. Sedangkan living cost Januari-April 2019 mulai proses besok tanggl 7 Januari 2019 berhubung baru masuk kantor setelah libur Natal dan Tahun Baru 2019,” ungkapnya. (mdc/pel)