JAYAPURA – Kepolisian Daerah Papua diserang berita hoax atau informasi bohong melalui media sosial, pada Rabu (25/7) lalu. Serangan hoax itu menyusul beredarnya video kerusuhan yang menewaskan sejumlah anggota kepolisian di dunia maya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat dikonfirmasi, Kamis (26/7) menegaskan, video yang disebarkan oleh akun tertentu di Facebook adalah kerusuhan yang terjadi di Distrik Abepura pada 16 Maret 2006.
Dalam peristiwa itu, sejumlah empat aparat Brimob Polda Papua dan seorang anggota TNI AU, gugur dalam tugas. “Dalam peristiwa tahun 2006 lalu, sejumlah aparat keamanan meninggal dunia saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Universitas Cenderawasih,” kata Kamal.
Kamal menegaskan, situasi di Papua sangat aman dan kondusif, termasuk pelaksanaan pilkada susulan di Kabupaten Paniai, 25 Juli lalu berjalan aman dan lancar. Ia pun memastikan tidak ada gangguan kamtibmas yang terjadi di wilayah hukum Polda Papua.
“Pelaksanaan Pilkada susulan di 23 distrik di Paniai berjalan kondusif dan demokratis. Saat ini pelaksanaaan Pilkada sudah memasuki tahapan rekapitulasi suara di tingkat distrik,” bebernya.
Pelaksanaan Pilkada Paniai, kata mantan Wakapolresta Depok ini, turut dipantau langsung oleh Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dan Penjabat Gubernur Papua Soedarmo di Paniai.
Kamal pun meminta kepada masyarakat Papua agar tidak terprovokasi atas beredarnya video hoax tersebut. “Seluruh elemen masyarakat harus bersatu untuk menjaga keamanan di Papua,” kata Kamal.
Sementara itu, Anggota DPRP Papua Thomas Sondegau berpendapat, isu hoax biasa berperan sebagai sumber konflik. karena untuk memprovokasi masyarakat dengan kampanye hitam serta isu suku, ras dan agama.
“Informasi hoax baik yang beredar secara lisan maupun di media sosial sangat berbahaya. Karena itu, warga agar lebih bijak untuk menghindari Informasi seperti itu, ” ujar Thomas. (ful/jog)